SELAMAT DATANG DI BLOG IREMA AL MUSTHOFA

Sabtu, 01 Februari 2020

MENGAMALKAN ILMU

Taushiyah Pagi

Mengamalkan Ilmu Alloh

Ilmu dicari dengan tujuan untuk diamalkan. Manfaat mengamalkan ilmu disebutkan dalam ayat,

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآَتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ

“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaannya. ” (QS. Muhammad: 17)

Para ulama berkata,

مَنْ عَمِلَ بِما عَلِمَ أَوْرَثَهُ الله عِلْمُ ما لَمْ يَعْلَمْ

“Siapa yang mengamalkan apa yang ia ilmui, maka Allah akan wariskan ilmu kepadanya yang ia tidak ketahui.”
Jika ilmu tidak diamalkan maka ilmu akan menjadi hujjah baginya.

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِى النَّارِ ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِى النَّارِ ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ ، فَيَقُولُونَ أَىْ فُلاَنُ ، مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ

“Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar-putar seperti keledai memutari penggilingannya. Lantas penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya, “Wahai fulan, ada apa denganmu? Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada yang kebaikan dan yang melarang kami dari kemungkaran?” Dia menjawab, “Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yang mengerjakannya.” (HR. Bukhari, no. 3267 dan Muslim, no. 2989)

Selama kita tidak mengamalkan ilmu berarti kita disebut bodoh.

Sebagaimana kata Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah, “Seseorang yang berilmu tetap disebut bodoh sampai ia mengamalkan ilmu. Jika ia mengamalkan ilmu, barulah disebut sebagai ‘alim.”

Kenapa demikian? Karena orang yang tidak mengamalkan ilmu tidaklah berbeda seperti dengan orang bodoh sampai ia mau mengamalkan ilmunya.

Kalau kita lihat praktik para salaf, mereka selalu berusaha mengamalkan ilmunya. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

كَانَ الرَّجُلُ مِنَّا إِذَا تَعَلَّمَ عَشْرَ آيَاتٍ لَمْ يُجَاوِزْهُنَّ حَتىَّ يَعْرِفَ مَعَانِيْهِنَّ، وَالعَمَلُ بِهِنَّ

“Dahulu orang-orang di antara kami (yaitu para sahabat Nabi) mempelajari sepuluh ayat Qur’an, lalu mereka tidak melampauinya hingga mengetahui makna-maknanya, serta mengamalkannya.” (Muqaddimah Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir)

Lihatlah pula perkataan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا لَمْ يَعْمَلْ بِهِ لَمْ يَزِدْهُ إِلاَّ كِبْرًا

“Siapa yang belajar ilmu (agama) lantas ia tidak mengamalkannya, maka hanya kesombongan pada dirinya yang terus bertambah.” (Disebutkan oleh Imam Adz-Dzahabi dalam Al-Kabair, hlm. 75)

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata,

وَأَمَّا اليَوْم فَمَا بَقِيَ مِنَ العُلُوْمِ القَلِيْلَةِ إِلاَّ القَلِيْل فِي أُنَاسٍ قَلِيْلٍ مَا أَقَلَّ مَنْ يَعْمَل مِنْهُمْ بِذَلِكَ القَلِيْل فَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْل

“Adapun hari ini, hanya sedikit ilmu yang tersisa yang ditemui pada orang-orang yang jumlahnya sedikit. Yang mengamalkannya pun sedikit. Hasbunallah wa ni’mal wakil, hanya Allah yang memberikan kecukupan dan pertolongan” (Tadzkirah Al-Hafizh, 3:1031)

Ilmu yang bermanfaat tentu saja adalah ilmu yang diamalkan. Di antara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah beliau meminta supaya dijauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah merasa puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim, no. 2722)

Senin, 31 Desember 2018

Duka ku, duka kita semua. #PeduliBantenLampung

 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Bagi kamu yang bingung  ingin berdonasi peduli Selat Sunda & Lampung itu harus kemana⁉

Penasaran kan sama jawabannya⁉Ini dia solusinya 👇

      💫IKATAN REMAJA MASJID AL-MUSTHOFA💫   
“Peduli Selat Sunda dan Lampung”🚨💐

💡Kami, dari Ikatan Remaja Masjid Al-Musthofa membuka donasi untuk teman teman, ayah, bunda, yang ingin mendonasikan hartanya untuk saudara - saudara kita yang berada di Selat Sunda & Lampung.

Allah Ta'ala berfirman:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ ۗ  وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Ali 'Imran ayat 134)

✨ So, kalian mau kan jadi salah satu orang yang Allah cintai? Yuk! Sekarang saatnya💪🏻 saudara kita yang berada di Selat Sunda  Dan lampung sekitarnya membutuhkan bantuan dari kita.

Bantuan dapat berupa:
💰 Uang tunai
👕 Pakaian layak pakai
🍱 Makanan dan sembako


Tunggu apa lagi? Yuk, salurkan bantuan kalian! In syaa Allah, apapun yang kalian donasikan akan digantikan oleh Allah dengan pahala, Aamiin💕

Untuk donasi berupa uang bisa di transfer melalui rekening :
BRI : a/n Rehna Selvia
💳  725301015598533
BCA : A/N Dessy Rahmadany Chandra
💳 8415254110
Notes: Bukti transfer bisa dikirim melalui nomor tertera dibawah ini 👇👇

Untuk informasi lebih lanjut:

📱Laki-Laki :
    ▶ Adriyansyah
    📞 0897-1610-683
   

📱Perempuan:
    ▶ Anggi Dwi Pratiwi
    📞 0877-8056-0206
   

🍃Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2]🍃

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sabtu, 30 Desember 2017

"Ustad ABDUL SOMAD: THE PHENOMENON"

Oleh: DR. Moeflich Hasbullah
(Pakar Sejarah Islam, Dosen UIN Sunan Gunung Djati)

Lelaki muda Riau kurus ini, kini sudah jadi fenomena. Fenomena dalam gerakan Islam Indonesia kontemporer. Bisa dikatakan, ia fenomena baru pasca Habib Rizieq. Bedanya, Rizieq pemimpin pergerakan (FPI) dan penggerak massa, Abdul Somad pendakwah, da'i, mubaligh. Kedua-duanya ulama berkharisma. Rizieq seorang habib, Abdul Somad bukan. Dua-duanya berwatak keras, bersuara lantang, ucapannya tegas dan wawasan keislamannya luas. Kelebihan Abdul Somad dari Rizieq adalah penguasaan sumber kitab-kitab klasiknya lebih lengkap.

Dalam diri Abdul Somad, banyak kelebihan yang merupakan gabungan dari beberapa sosok ulama-mubaligh masyhur di Indonesia. Lebih dari KH. Zainuddin MZ, Abdul Somad menguasai sumber-sumber klasik Islam atau kitab kuning sebagai sumber keilmuan dakwahnya. Bila Zainuddin MZ hafal membacakan teks Arab dakwahnya, Abdul Somad dengan nama kitabnya, nama pengarangnya, teks kalimatnya dan konteks kitab yang dikutipnya itu. Dan dalam penyebutan itu, ia hampir tidak pernah ada jeda berpikir dulu, daya ingatnya luar biasa, informasi sumber kitab langsung mengalir dari ingatannya. Kalangan ulama, kyai, habaib, ustadz dan mubaligh angkat topi atas penguasaan sumber-sumber kitab klasiknya, semuanya hormat.

Yang unik dari Abdul Somad adalah hubungannya dengan NU. Dia orang NU tapi tidak seperti ulama-ulama NU lainnya yang umumnya berseberangan dengan mainstream atau dengan umat di luar NU. Pikiran Abdul Somad tidak mewakili NU tapi mewakili independensi keilmuan dirinya dan umat Islam. Abdul Somad orang NU tapi membenarkan khilafah dengan dasar kutipan kitabnya yang kuat dan juga simpatik pada Erdogan, bahkan mengidolakannya, yang rata-rata orang NU tidak suka.

Bila dikelompokkan dengan ulama NU lainnya, mungkin ia sejalur dengan KH. Hasyim Muzadi yang ketegasannya sama. Suara keduanya mewakili umat Islam bukan hanya mewakili NU, tapi di NU tetap diterima. Hasyim di jajaran ulama senior, Abdul Somad yunior.

Di kalangan para habib NU, Abdul Somad juga diterima karena kedalaman ilmunya. Ia diundang ke halaqah habaib NU diberi kesempatan bicara yang menunjukkan ke NU-an Somad dan sebelumnya dengan takzim mencium tangan Habib Umar bin Hafidz dan Habib Luthfi Yahya yang kharismatik.

Mungkin Abdul Somad lebih mewakili NU garis lurus bersama Gus Nur tapi beda popularitas, wawasan dan kematangan emosi. Kematangan emosinya Somad bahkan jauh dibandingkan dengan Ketua PBNU sendiri, Aqil Siraj. Tak heran, sebagian kalangan NU ada yang mengharapkan Abdul Somad memimpin NU menggantikan Aqil Siraj. Prediksi saya, bila itu terwujud, citra NU di masyarakat Muslim non NU akan jauh membaik yang selama ini seolah selalu menempatkan diri harus selalu berseberangan dengan gairah keislaman baru yang sedang berkembang.

Di luar NU, Abdul Somad juga pernah sowan ke Amien Rais di Yogyakarta yang merepresentasikan pemimpin senior Muhammadiyah, profesor dan cendekiawan Muslim senior yang tetap konsisten di sayap kritis atas penyelenggaraan pemerintahan. Dengan tawadhu dan pengakuan, kepada Prof. Amien Rais, Abdul Somad meminta nasehat dan Amien Rais pun memberinya nasehat agar Abdul Somad berhat-hati untuk tidak menjadi ulama yang datang ke penguasa dan mengetuk-ngetuk pintu istana.

Bukan mustahil, sarjana alumni Mesir dan Maroko yang kurus, cerdas, tegas, berilmu dan independen ini, akan menjadi pemimpin alternatif Islam Indonesia masa depan yang diterima semua golongan. Sosoknya jarang ada pada ulama-ulama lain yang selama ini dikenal. Ceramah-ceramahnya padat ilmu dan humor-humornya segar. Ia tegas tapi fleksibel, militan tapi juga kultural.

Dalam diri Abdul Somad ada kultur NU, ada kemajuan Muhammadiyah, ada nahyi munkar FPI, ada aspirasi para habib, ada penerimaan pada khilafah bahkan ada nuansa salafi-wahabi. Lengkap sudah ulama yang satu ini dan, sekali lagi, bukan mustahil, inilah sosok pemimpin Islam Indonesia masa depan yang selama ini sulit dicari!!

Wallahu 'alam.

28-12-2017.. ( copy )